Diminggu ke 15 ini saya akan menjelaskan tentang manusia dan harapan,
berikut pint point nya :
A.
Pengertian Doa
Apa itu Doa? Doa adalah permohonan kepada Allah yang
disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan
kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya
merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya
sesuatu yang dimohonkan. Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya.
Doa dalam pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh
hati, banyak juga dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an banyak
menyebutkan pula bahwa tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan
muncul bila di sertai keikhlasan. Hal tesebut merupakan kebiasaan yang
dilakukan oleh orang-orang shalih. Dengan tadharu’ dapat menambah kemantapan
jiwa, sehingga doa kepada Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam keadaan
senang maupun dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan,
dalam kesulitan maupun dalam kelapangan. Dalam Al-Qur’an Allah telah menegaskan
: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya
di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan janganlah kedua
matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati
Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28).
Al-Qur’an juga memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat
melakukan ibadah senantiasa mengadakan pendekatan kepada Allah dengan
memanjatkan doa yang disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan
cepat dikabulkan apabila disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan.
Hal ini banyak
ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af
: 55-56).
Pengertian doa bagian dari ibadah adalah bahwa kedudukan
doa dalam ibadah ibarat mustaka dari sebuah bangunan mesjid. Doa adalah tiang
penyangga, komponen penguat serta syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan
demikian karena doa adalah bentuk pengagungan terhadap Allah dengan disertai
keikhlasan hati serta permohonan pertolongan yang disertai kejernihan
nurani agar selamat dari segala musibah serta meraih keselamatan abadi.
- Fungsi doa dalam
kehidupan sehari-hari
Walaupun secara kualitas doa disejajarkan dengan setengah
ibadah wajib, tapi dari segi substansinya doa merupakan inti dari setiap ibadah
yang kita lakukan kepada sang pencipta. Shalat yang kita lakukan terdiridari
kumpulan doa, mulai dari awal takbir sampai salam, begitupun ibadah yang lain.
Makanya tak salah kalau Rasullulah mengatakan bahwa doa adalah ruhnya ibadah.
Tanpa doa ibadah tidak akan punya arti apa-apa.
Secara mendasar doa merupakan penghancuran nilai-nilai egoisme
kemanusiaan yang selalu identik dengan kesombongan, keangkuhan dan merasa bahwa
setiap keberhasilan adalah jerih payah sendiri tanpa menganggab adanya campur
tangan Allah SWT sebagai Zat Pengatur. Keberhasilan selalu diidentikkan dengan
kecerdasan kognitif semata, kesuksesan selalu dipahami sebagai jerih payah
sendiri, disinilah celah tipuan
setan untu menggiring kita menjadi manusia yang
mengingkari nilai
ketuhanan. Dengan berdoa manusia diajarkan tentang satu hal,
bahwa sebagi makhluk Allah kita memiliki sangat banyak kekurangan dan
kelemahan, tanpa bantuan sang Khalik kita tidak akan bias memahami setiap
kejadian di muka bumi ini. Manusia hanya sebutir kerikil di tengah samudera
laupatan pasir, betapa kecil dan sangant dhaif. Maka tak salah jika Allah
memberikan cap sombong kepada manusia ketika dia tidak berdoa sedikitpun
sehabis melaksanakn shalat dan dalam
kegiatan
sehari-hari.
Kemudian, doa sangat berpengaruh terhadap sikap mental manusia
yang merupakan unsur penting dalam meraih kebrhasilan. Seseorang yang bermental
pantang menyerah tentulah dalamsetiap usaha akan selau berusaha keras. Ketika
menghadapi setiap rintangan, dia hanya akan menganggabnya sebagai cobaan kecil
dan merupakan anak tangga untuk
meraih keberhasilan.
Sebaliknya seseorang yang bermental korup sudah tentu setiap detik yang terlintas dalam pikirannya bagaimana hari ini mendapatkan uang yang banyak dan metode apalagi yang harus diterapkan. Ini merupakansikap pengecut, yaitu takut miskin dan sekaligus musyrik karena tidak percaya rezeki dari sang pencipta. Dalam sebuah riwayat diceritakan, ketika sahabat datang menemui Rasulullah dan berkata: “ Ya Rasulullah saya terbelit hutang, tolonglah saya”, tak lama berselang sahabat lain juga dating dan mengadukan hal yang sama: “Ya Nabiyullah, saya tidak punya uang”.
Selanjutnya kepada yang kedua Rasulullah memberikan sebuah kampak dan memerintahkan sahabat tersebut pergi mencari kayu bakar untuk dijual di pasar, sedangkan kepada sahabat yang pertama Rasulullah tidak memberi apa-apa kecuali hanya mengajarkansebuah doa untuk diamalkan: “Ya Allah aku berlindung dari perasaan gundah gulana, lilitan hutang, dan intimidasi orang-orang kuat”.
Sebaliknya seseorang yang bermental korup sudah tentu setiap detik yang terlintas dalam pikirannya bagaimana hari ini mendapatkan uang yang banyak dan metode apalagi yang harus diterapkan. Ini merupakansikap pengecut, yaitu takut miskin dan sekaligus musyrik karena tidak percaya rezeki dari sang pencipta. Dalam sebuah riwayat diceritakan, ketika sahabat datang menemui Rasulullah dan berkata: “ Ya Rasulullah saya terbelit hutang, tolonglah saya”, tak lama berselang sahabat lain juga dating dan mengadukan hal yang sama: “Ya Nabiyullah, saya tidak punya uang”.
Selanjutnya kepada yang kedua Rasulullah memberikan sebuah kampak dan memerintahkan sahabat tersebut pergi mencari kayu bakar untuk dijual di pasar, sedangkan kepada sahabat yang pertama Rasulullah tidak memberi apa-apa kecuali hanya mengajarkansebuah doa untuk diamalkan: “Ya Allah aku berlindung dari perasaan gundah gulana, lilitan hutang, dan intimidasi orang-orang kuat”.
Dari penggalan hadist di atas mkengandung suatu pelajaran yang
sangat dalam, bahwa ketika sahabat mengadukankondisinya yang paillit dan
dililit hutang serta kesulitan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, secara
gambling bias kita pahami pada intinya mereka berharap Rasulullah memberikan
uang sesuai dengan kemampuan Beliau. Tapi diluar dugaan, Rasulullah
tidakmemberikan uang, tapi hanya memberikan sebuah kapak dan sebuah doa.
Tentu saja bukan berarti Rasulullah tidak mau memberi uang, tapi
Nabi ingin mendidik sahabat Beliau dengan memberikan pelajaran. Pertama,
perilaku minta-minta adalah sifat yang dibenci Allah, karena merupakan
perendahan harga diri di depan manusia, menghilangkan rasa malu, dan yang
terpenting pasti kan membelenggu diri untuk kebiasaan buruk dan monoton, yaitu
akan menjadi orang yang tidak mau berusaha. Seandainya Rasulullah waktu itu
memberikan uangn, bukan tidakmungkin sahabat tersebut akan dating lagi ketika
kembali kehabisan uang.
Kedua, Rasulullah ingin mendidik mental para sahabat Beliau dan
kita umatnya agar jangan bermental rendah diridan selalu bergantung kepada
orang lain walaupun itu saudara sendiri . ketika mental sudah terbiasa
mengandalkan hutang, berarti kita sudah membelengu otak dan pikiran untuk tidak
mau berusaha mendapatkan uang dengancara lain. Kalu kita kaitkan dengan kondisi
politik di tanah air, hadist Rasulullah tersebut sangat perlu diaplikasikan.
Pemerintah Indonesia sekarang ini mempunyai mental yang sangat rendah dan masih
belum dewasa dalam beberapa tindakan politiknya. Yang dimaksud disini adalah
mental selau mengandalkan hutang luar negeri. Setiap perencanaan keuangan
negara untuk repelita ke depan terlalu memaksakan diri untuk melaksanakan
proyek-proyek yang manfaatnya kurang dirasakan oleh masyarakat langsung,
padahal kemampuan keuangan negara sangat minim, tapi tetap dilaksanakan dengan
jalan mengandalkan hutang luar negeri. Padahal beban hutang negara sekarang ini
sudah sangat berat.
Secara salah kaprah mereka berpikir, toh nanti yang akan
memikirkan hutangnya bukan masa pemerintah sekarang tapi pemerintah yang akan
dating. Sebuah mental yang tidak mau maju dan tidak mau berusaha sendiri untuk
memnuhikebutuhan bangsa ini. Ditambah dengan mental yang ingin hidup mewah
tanpa kerja keras. Paradigma berpikir mereka, setiap jabatan adalah uang, makin
tinggi jabatan semakkin besar kemungkinan menjalani hidup mewah, tanpa
memikirkan nasib rakyat yang mengantarkan mereka ke posisi tersebut.
Contoh yang reprensentatif adalah ketika usulan penggantian mobil dinas
menteri dari jenis Volvo menjadi Kijang yang memberikan kenyamanan yang sama
dengan tujuan agar lebih menghemat keuangan negara, tapi semua menteri pada
saat itu menolak dan tetap memakai mobil
mewah tersebut.
Di akhir riwayat, kedua sahabat tersebut mendatangi Rasulullah
kembali dan mengatakan bahwa mereka tidak punya hutang lagi dan sudah bisa
memenuhi kebutuhanhidup sehari-hari. Hal ini menbuktikan bahwa doa dapat
memberikan motivasi diri untuk melepaskan diri dari belenggu hutang yang
merupakan sumber gundah gulana.
Pada akhirnya doa merupakan senjata orang beriman, yang berarti merupakan bekal dansekaligus teman untuk menghadapi kesulitan hidupyang kita temui. Karena Allah berjanji mengabulkan setiap doa hambanya di dunia dan di akhirat.
Pada akhirnya doa merupakan senjata orang beriman, yang berarti merupakan bekal dansekaligus teman untuk menghadapi kesulitan hidupyang kita temui. Karena Allah berjanji mengabulkan setiap doa hambanya di dunia dan di akhirat.
B.
Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan
adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki
keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang
didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang
mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan
dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai
(Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah
psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan
harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen
didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan
pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting
untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan
mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai
penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi
tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh
ketidakpastian.
Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas
dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan &
Hunt, 1994).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan
mitra dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga
dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer,
2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu
saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan
secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan
dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko.
Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan
konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos
dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui
internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan
memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah
dijanjikan.
2. Artikel
Dikisahkan,
ada seorang pemuda yang dulunya hanya seorang office boy di sebuah perusahaan Jepang, tetapi
sekarang ia telah berhasil menjadi seorang pengusaha sukses di bidang jasa.
Saat
ditanya, bagaimana itu bisa terjadi, si pengusaha bercerita sambil
bernostalgia. “Sebenarnya, pendidikan saya hanya SMP saja, itupun lulusan dari
kampung. Saat diterima kerja sebagai pesuruh di kota besar ini, saya sangat senang sekali. Kata
teman-teman di kantor, saya selalu bersemangat, murah senyum, dan siap membantu
siapa saja yang memerlukannya. Bahkan bekerja lembur dan tidur di kantor pun, saya
jalani dengan senang.
Tugas, yang pada mulanya hanya sebatas pesuruh, mengantar ini
mengantar itu, menyediakan minuman, menyusun file-file, suatu hari meningkat
menjadi pembantu adiministrasi saat ada anak kantor yang mengalami musibah dan
tidak dapat menyelesaikan tugasnya, saya belajar mati-matian menggunakan
komputer untuk membantunya mengetik.
Bos saya orang Jepang. Dan saya lah yang paling sering berada di
ruangan bos, membantu dan menemaninya bekerja hingga malam hari.
Perintah-perintah bos diucapkan dalam bahasa Jepang.
Pada awalnya saya tidak mengerti sama sekali. Dan, dari sanalah
saya terpacu untuk belajar berbahasa Jepang. Karyawan dari Jepang yang bekerja
di situ, sangat menghargai siapapun yang mau belajar bahasa mereka. Setiap
hari, mereka mengajari sambil mentertawakan kebodohan saya jika salah dalam
berucap kata. Oleh-oleh yang dibawa dari Jepang adalah buku-buku berbahasa
Jepang yang saya minta.
Kira-kira empat tahun kemudian, tugas saya pun mengalami
perubahan. Walaupun Tetap membantu serabutan, tetapi naik kelas menjadi asisten
administrasi penghubung. Setiap ada tamu dari negeri sakura datang, saya yang
menemani mereka menjadi penterjemah. Lama-kelamaan, saya dipercayai mengurus
banyak hal, menghadap pejabat, menyampaikan pesan-pesan penting antar
departemen dan sebagainya.
Sekian tahun kemudian, atas persetujuan dan bantuan Bos dan
kepercayaan yang telah terbentuk selama ini, saya meminta izin untuk
mengundurkan dan memulai usaha sendiri di bidang jasa, yakni mengurus berbagai
perijinan hingga rekruting karyawan, khususnya untuk perusahaan Jepang yang
hendak berinvestasi di Indonesia.
Bisnis saya bisaberkembang pesat seperti sekarang ini, tentu
saja saya bersyukur atas semua ini, dan tetap belajar segala sesuatu agar
bisnis saya terus berkembang dan berkembang
C. Kepercayaan dan Usaha untuk Meningkatkannya
D.
KEPERCAYAAN DAN USAHA UNTUK
MENINGKATKANNYA
Dasar dari
semua ini adalah kebenaran. Kepercayaan dapat di
bedakan menjadi:
1. Kepercayaan kepada diri
sendiri
Ini
ditanamkan pada diri manusia yang memang harus di teguhkan di hati. Percaya
terhadap diri sendiri menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya
mampu mengerjakan yang di serahkan atau di percayakan kepadanya.
2. Kepercayaan kepada orang
lain
Ini merupakan
kepercayaan terhadap saudara atau orang di sekitar kita. Kepercayaan kepada
orang lain tentu saja percaya kepada kata hatinya,perbuatan yang sesuai kepada
kata hati,ataupun terhadap kebenaranya.
3. Kepercayaan kepada
pemerintah
Pandangan demokratis adalah KEDAULATAN DITANGAN RAKYAT.
Negara yang hanya sebagai keutuhan totalitas yang ada disebut negara
totaliter. Negara yang masyarakatnya tidak mempunyai hak disebut negara
diktaktor.
4. Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan
ini amat penting karena merupakan tali penghubung yang mengalirkan daya
kekuatannya. Kepercayaan kepada Tuhan sangatlah penting karena menghubungkan
tali kuat Tuhan menolong umatnya. Jika manusia berusaha agar mendapat
pertolongan dari Tuhan, manusia harus percaya kepada Tuhan sebab Tuhanlah yang
selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya jat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta berserta
isinya merupakan koneksinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan perhujudan
kepada jat tersebut.
Sumber
:
No comments:
Post a Comment